ILUSI
Malam itu aku terpana mendengar alunan suara dari seberang sana. Suara yang mengingatkanku pada sosok yang ku kenal di masa lalu. Rangkaian kata yang begitu tertata, seperti memiliki tarikan magis yang membuatku terseret arus nostalgia, yang membuatku merasa bahagia. Malam itu otakku dipaksa untuk mengakui kembali, bahwa aku bisa dengan mudah terpikat pada kecerdasan seorang yang bahkan tak bisa ku lihat wujudnya, bahwa aku bisa dengan lemahnya mengikuti genggaman yang ia ulurkan untuk berdansa, menikmati musik di dunia yang kami ciptakan sendiri, melepaskan segala topeng kepalsuan yang kami kenakan. Meski pada akhirnya aku tersadar, bersamamu beberapa waktu membuatku seperti menelan kopi beracun, aku menyukainya, aku bahagia, tapi kelak akan membawa kematian jika diteruskan. Terima kasih telah hadir memberi ilusi kebahagiaan sesaat. and I'm happy, tjia. :)